
Ilustrator oleh Aldo Fernandez
Mengapa Pesta Kampung 2023: Festival Orang Biasa?
Pesta Kampung ingin memandang sekaligus mengujicoba praktiknya sebagai kandungan dari peran yang datang dari ragam pihak—yang kerap kita sebutkan sebagai sebuah ‘ekosistem’ dalam bentuk relasi yang terjadi berkat peran-peran yang besar hingga yang terkecil. Pergelaran ini selain mengerjakannya dalam pendekatan eventual maupun sebagai momentum, juga sebagai perayaan tumbuh bersama yang disertai kegiatan kreatif-kontekstual. Bukan berarti yang kecil-kecil ini tak bisa menjadi besar atau sebaliknya, yang besar bukan berarti menjadi yang paling berarti. Perihal ini ada relasi mutual dan sistematis dalam praktik giat kolektif dan inisiatif warga, produksi kesenian, juga komunitas orang muda yang saling belajar dan bertumbuh.
Festival ini tak semata sebagai sebuah ‘skala’ kegiatan yang diperlebar sebagai aksi yang diinisiasi oleh kolektif Videoge namun demi mengembangkan praktik berkomunitas orang mudanya—justru yang telah hidup dalam keseharian di halaman kampungnya.
‘Kampung’ dalam perihal ini tak berhenti semata sebagai sebuah konsep ‘ruang’ namun memaknainya sebagai sebuah ‘halaman komunitas’. Pendirian itu membawa inisiatif ini ke dalam tatapan bahwa festival ini sebagai upaya penjejalan nilai kebersamaan dalam keseharian kita.
Pesta Kampung 2023 dengan tajuk “Festival Orang Biasa” sebagai ajang untuk mendorong hal hal bermakna, daya kolektif dan adaptif warganya. Bertumpu pada pengetahuan tempatan di wilayah baru kepariwisataan dengan giat kreatif-kontekstual yang intens dan intim.
Pengantar pendek ini, mesti diakui, bahwa tak semudah membalikkan telapak tangan, tapi penting diupayakan sejak dini dari hal-hal kecil dan terdekat kita: dibicarakan-dikerjakan-dipelajari berkali-kali. Bahwa itulah mengapa festival ini diproyeksikan mesti terjadi setiap tahun dengan tema dan cara kerja yang berkembang.
Lalu bagaimana memahami ‘biasa’ dalam konteks festival ini? Kita tampaknya hanya perlu memandang bahwa pergelaran ini merupakan hal yang mestinya tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk kedambaan membawa festival ini menjadi ‘biasa’, menjadi seringkali ada.
Kampung Tengah, Agustus 2022
Aden Firman
TAHUN PERTAMA PESTA KAMPUNG
Merayakan Resep Warga
Seri #1 (April sd. Agustus 2022)
Awak Videoge mengumpulkan 96 daftar makanan dan kudapan yang diproduksi dan dikonsumsi warga yang bermukim di pesisir Labuan bajo. Sebanyak 64 menu memungkinkan tercatat dalam buku “Resep Tetangga: Kumpulan Resep Masakan Warga Pesisir Labuan Bajo” yang pertama kali diluncurkan di pra-festival ini dengan diskusi buku, pameran dan lokakarya kreaasi makanan, pasar anak muda, pertunjukan seni dan musik, dan arena bermain anak.
Foto oleh Bajo Production
Bagaimana Mengalami Kampung Air?
Seri #2 (Oktober 2022)
Berupa seri residensi dengan rangkaian pengamatan singkat, dialog, tur kampung dan dapur warga Kampung Air, pameran proses kreatif, hingga pertunjukan seni di tengah permukiman–satu dari enam permukiman kampung-kota pesisir Labuan Bajo. Kesempatan ini membuka tukar-tangkap pemahaman mengalami halaman kampung, baik dari pandangan orang lain (peserta residensi) maupun komunitas penyelenmggara, Videoge sebagai tuan rumah.
Foto oleh kru Videoge
Merekam Cerita Warga
Seri #3 (Januari sd. Februari 2023)
Penelusuran berkala kru Videoge bekunjung, mendegar, mencatat dan mendokumentasikan cerita-cerita warga melalui platform pra-produksi kekaryaan bernama Sapa Tetangga Hari Ini.
Foto oleh kru Videoge
Loka-Latih Warga Aktif
Seri #4 (Mei 2023)
Bagian dari Pelatihan Kepemimpinan Kampung Katong seri ketiga bertema kepemimpinan sistematik berupa diskusi dan studi kasus. Dilaksanakan di Labuan Bajo setelah digelar di Larantuka (Mei 2023) dan Mollo (November 2022) dengan jenjang tema yang berbeda menyesuaikan konteks dan kebutuhan peserta konsorsium Kampung Katong yang difasilitasi RMI.
Foto oleh RMI & kru Videoge
Dua Jam Sebelum Senja di Labuan Bajo
Seri #5 (Juli sd. Agustus 2023)
Secara berkala kru Videoge melakukan pencatatan dan pendokumentasian data spasial kampung. Catatan dokumentasi ini disalurkan dalam bentuk interpretasi tur melalui lokakarya, simulasi, hingga perancangan bersama paket tur kampung-kota di Kampung Air–sebagai bagian dari model kreasi-wisata minat khusus.
Foto oleh kru Videoge
Nayamullah Main Ke Labuan Bajo
Seri #6 (Agustus 2023)
Nayamullah merupakan band tanpa anggota, radio tanpa jaringan, dan ruang bermain untuk menjalin hubungan dengan ide, pikiran, dan kekaryaan Danarto melalui lagu dan bunyi. Nayamullah bersekutu dengan kolektif Videoge dan Kole Project dengan menggelar lokakarya bertajuk “Teman Tapi Tandang” di Goa Batu Cermin lalu mengadakan konser dan jaming terbuka “Undang-Undang Pantai Pede”–yang merupakan bagian dari Pekan Kebudayaan Nasional 2023.
Foto oleh Paul Kadarisman, Nayamullah
Tiba-Tiba Dagang
Seri #7 (September 2023)
Merupakan pasar musiman sebagai saluran jual-beli produk usaha komunitas, kawan muda, dan warga setempat. Tiba-Tiba Dagang sebagai pengembangan dari kewirausahaan komunitas yang bertujuan demi membangun keberlanjutan program komunitas dan kemandirian anggotanya.
Foto oleh kru Videoge
PESTA KAMPUNG 2023
Festival Orang Biasa
19, 20, 21 Oktober 2023
Pesta Kampung bagian dari giat ‘telusur-rekam-salur’ yang diinisasi oleh kolektif Videoge dalam menggerakkan praktik reproduksi pengetahuan setempat sebagai tumpuan mendasar dalam merancang dan mempraktikkan kegiatan kreatif-kontekstual, aktivasi kesenian dan budaya. Tak terkeculi sekaligus merespons secara kreatif persoalan atau situasi-situasi terkini. Tahun pertama digelar dengan tema “Festival Orang Biasa”–dicoba dulu agar terbiasa.
Dukungan
Pesta Kampung 2023 dimungkinkan oleh Konsorsium Kampung Katong yang didukung oleh Voice Global, Mitra Lokal dan Jejaring Videoge.