
Kesan Dari Dalam Untuk Pesta Kampung
Hallo, perkenalkan saya Ovin berasal dari Labuan Bajo. Tulisan ini dibuat sambil mendengarkan lagu-lagu kesukaan agar lebih santai dalam menulis. Dalam kurun waktu enam bulan (akhir Juli 2023 – Januari 2024) saya intens bersama Videoge dan tulisan ini ada untuk membagikan cerita selama saya bergabung dalam Komunitas Videoge.
Saya bergabung dalam komunitas Videoge tidak pula direkomendasi dari orang lain dan bahkan saya belum pernah berkenalan secara pribadi dengan anggota-anggota komunitas ini. Saya percaya bahwa, setiap orang punya jalan tersendiri untuk bisa mencapai sesuatu atau mengenali sesuatu dan cara saya cukup mengesankan.
Saya ingat sekali, pada Juni 2023 saya kembali dari Yogyakarta ke daerah asal saya karena sudah menyelesaikan studi komunikasi saya di sana. Saat itu di rumah kerjanya mencari loker (lowogan kerja) dan scroll media sosial hingga tengah malam. Iya, apa lagi saya waktu itu belum ada kegiatan atau kerja, jadi waktu bermain sosmed lebih banyak. Biasalah seorang fresh graduate, hehehe.
Suatu malam, saya sedang asik membuka timeline Instagram pribadi, muncullah foto kegiatan komunitas Videoge, saya lihat dan kepo feed-nya. Kesan saat itu, saya tertarik dengan visual postingan, aktivitas atau kegiatannya. Satu kata saat itu yang keluar dari mulut saya, “keren”. Keren juga ini Komunitas. Saya berniat, bagaimana caranya saya harus bisa masuk dalam komunitas ini. Waktu itu saya iseng DM langsung di pesan instagramnya Videoge bagaimana bisa masuk ikut kegiatan dalam komunitas Videoge dan lain-lain. Kebetulan pada saat itu, Videoge sedang mempersiapkan event Pesta Kampung dan membuka panggilan terbuka kepada teman-teman yang ingin menjadi volunteer. Namun tidak menutup kemungkinan saya akan terus dan ikut bergabung dalam komunitas ini.

Kru Videoge bertemu dan mengobrolkan persiapan-persiapan menuju Pesta Kampung 2023 bertema “Festival Orang Biasa” di Bawakolong. (Dokumentasi: Saddam Husen)
Ketika itu, DM saya direspons baik. Saya yang sudah mengisi link form panggilan terbuka, diminta untuk hadir dalam first meet di markas tercinta Bawakolong (tempat bertemu anggota kolektif Videoge). Ingat sekali, sore itu menuju malam kami bertemu dan bertukar tanya hingga tak lupa memberi jawaban. Seperti biasa kami saling memperkenalkan diri. Saat itu, yang saya ingat ada Aden, Fika, Citra, Memo beserta anaknya dan hadir juga Sadam. Mudahan ingatan saya masih segar. Kami diceritakan bagaimana komunitas ini dibentuk dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan hingga program kerja yang ada dalam Videoge sendiri.
Waktu itu sempat diminta bantu-bantu Fika di bagian manajemen. Selepas dari pertemuan itu, saya hanya menunggu informasi selanjutnya. Awal Juli, tepat di tanggal 6, Fika chat saya untuk ikut diskusi soal sponsorship Pesta Kampung 2023. Pengalaman dalam mempersiapkan festival ini ternyata sangat seru. Kenapa begitu? Ternyata banyak hal-hal yang menyenangkan (bad things or good things). Waktu itu di tim sponsorship yang turut andil ada Fika, Putri, Sherly, dan Opy. Aden sempat membuat proposal dan dibantu oleh Hairul untuk mencetak. Kami yang lainnya mulai jalan door to door, menjelaskan tujuan kami dan tidak lupa ‘ganda-ganda’ (ngobrol santai).
Sementara awal Agustus kami juga sedang mempersiapkan kedatangan Nayamullah dalam “Teman Tapi Tandang: Batu Cermin” dan “Undang-Undang Pantai Pede” pada 15-16 Agustus 2023 sebagai bagian dari Pekan Kebudayaan Nasional 2023. Kolaborasi antara Nayamullah x Videoge (dengan nama resmi Videoge Arts and Society) x Kole Project yang ternyata memungkinkan juga menjadi bagian dari Road to Pesta Kampung 2023. Rangkaian kegiatannya adalah kami bernyanyi bersama dengan bahasa Manggarai, dari lirik-lirik yang sudah dibuat bersama sampai musik yang dibuat sendiri oleh musisi yang berkolaborasi. Sedikit cerita, kaka-kaka yang hadir sangat keren karena punya musikalitas yang tinggi. Ada yang bermain gitar, gendang, sasandu, DJ, theremin, dan piano. Untuk pertama kali saya bisa lihat langsung orang yang memainkannya.
Setelah kegiatan itu selesai, kami kembali mempersiapkan puncak Pesta Kampung dan menyelenggarakan Tiba-Tiba Dagang sebagai pra-event yang terakhir festival ini. Tim mengerjakan bagiannya masing-masing. Mulai lagi follow upsponsor, urus perizinan, dan bagian artistik waktu itu mengerjakan beberapa meja lapak portable dan lain-lain.

Seri ketujuh (pra-event) Road to Pesta Kampung 2023 bertajuk Tiba-Tiba Dagang yang merupakan pasar musiman sebagai saluran jual-beli produk usaha komunitas, kawan muda, dan warga setempat. (Foto: Indriyani Mukti Ali)
Videoge sendiri sempat membuka panggilan terbuka partnership di sosial media. Hal ini mempermudah juga tim sponsorship dalam menggandeng sponsor. Menurut saya, usaha-usaha yang dilakukan oleh tim pada pra festival sangat penting, dari memperkuat komunikasi sampai kerja sama tim. Walaupun dalam kenyataanya masih banyak kendala, entah faktor dari dalam maupun dari luar. Kendala besar kami itu pada pertengahan bulan Agustus 2023, adalah ternyata puncak kegiatan kami di Pesta Kampung ini harus ditunda. Penundaan ini dikarenakan kegiatan pemerintahan yang bertepatan dengan tanggal festival. Tetapi, semangat dari tim terus menyala dan begitu juga pihak lain yang sudah mendukung. Saya sendiri anggota tim sponsorship yang sudah deal dengan beberapa calon sponsor pada Pesta Kampung harus memberitahukan informasi ditundanya festival ini. Hampir semuanya calon-calon sponsor memahami kondisi kita saat itu. Hal itu guna menjaga komunikasi dan membangun hubungan yang baik antara komunitas dan calon pendukung.
Oiya, waktu itu saya kelupaan menghubungi kembali PLN, terkait informasi pendundaan festival dari Agustus ke Oktober pada tanggal 19-21. Saya menyadari saya keliru. Sempat saya bertemu dengan salah satu staffnya yang selalu saya kontak, dia bilang sayang sekali kenapa lupa mengabarinya. Adapun kerjasama dengan PLN waktu itu ialah terkait operasional berupa dukungan penambahan daya listrik di lokasi event. Komunitas memang perlu membuat permohonan kerja sama dengan instansi terkait yang sekiranya berpotensi membantu meringankan kebutuhan operasional maupun financial event. Atau secara bersamaan untuk menjalin hubungan kerja sama yang signifikan sehingga komunitas dapat bekerja sama jangka panjang. Ada beberapa hal yang saya sendiri cukup jadikan pelajaran bahwa hal-hal kecil begini tentunya menjadi fokus juga. Pelajaran seperti inilah yang saya dapatkan dalam kerja-kerja ini.
Selain itu, ada hal yang paling berkesan juga dalam mencari calon sponsor. Saya bersama Putri berencana mencari kantor atau gudang sebuah perusahaan minuman yang berada di Wae Sambi atau Wae Kesambi, keluarahan tetangga dari Labuan Bajo yang terletak di Desa Batu Cermin, Manggarai Barat. Tim sponsorship masukan calon sponsor itu untuk kebutuhan dukungan minuman dan mungkin berupa dana. Sponsor minuman ini akan dikelola dan rencananya akan disebarkan saat workshop, talkshow, ataupun untuk tim kerja event ini. Kami yang dalam tim sponsorship juga menawarkan pilihan semisalnya, jika tidak ada dukungan berupa dana, kami juga menerima berupa barang contohnya minuman (tergantung kebutuhan program atau mata acara dalam event).
Menantikan hari H festival, waktu yang masih sempat dengan mempersiapkan hal-hal teknis sekaligus mencari-cari lagi para calon mitra atau sponsor. Sejak awal di tim sponsorship, saya bersama kru dari tim ini mulai mendaftar nama-nama calon sponsor. Kriterianya seperti special sponsor, technical sponsor, media partner hingga donatur. Adanya sponsor atau partner kolaborasi ini faktanya sangat membantu event yang kami adakan. Mitra yang kami temui saat itu meliputi instansi pemerintah, toko merchandise, toko kue, brand minuman, restoran, hotel dan tempat-tempat lainnya yang sekiranya bisa memberikan dukungannya. Walaupun masih banyak yang belum bisa bekerja sama dan belum memahami benefit kerja sama ini.

Persiapan tim artisik bersama Memo Johar menjelang Pesta Kampung 2023 (Dokumentasi: Aden Firman)
Bagi saya, hadirnya Pesta Kampung di Labuan Bajo adalah salah satu alternatif event yang bisa dijangkau oleh publik setiap tahunnya. Event ini membuka selebar mungkin juga untuk menghadirkan usaha rintisan anak muda. Untuk impact, sekiranya bisa dikenal lagi. Tapi bukan hanya itu, seperti para seniman, event ini untuk memperkenalkan karyanya. Hal yang menarik bagi saya ialah adalah event ini sekiranya cara untuk tetap melestarikan budaya lokal dengan cara-cara kekinian. Karena sebelum puncak festival, adanya pra kegiatan atau program lainnya mengusung hal-hal tentang kampung, budaya, adat dan yang lainnya. Bahwa bagaimana keberadaan kampung dan masyarakatnya dapat berinteraksi satu sama lain. ●