Follow us on social

pestakampung.id

  /  Blog   /  Dunia Dalam Kampung dan Festival Sebagai Piala Bergilir

Dunia Dalam Kampung dan Festival Sebagai Piala Bergilir

Sejak pertama kali Pesta Kampung dimunculkan, sejak itu pula ada kedambaan membawa festival ini dari seri ke seri sebagai perayaan sekaligus cara memenangkan kampung dan halamannya. Melingkupi aspek nonmaterial maupun materialnya. Kedua aspek itu sama pentingnya sebagai basis kebudayaan yang saling memengaruhi dan terhubung. Itu sudah termasuk hal-hal bermakna yang terpendam di dalamnya—tak sedikit juga pengetahuan di balik praktiknya itu masih menjadi misteri bahkan tak intens dibicarakan. 

Demi menjunjung ide dan nilai-nilai yang bertumbuh pada apa yang kita sebut sebagai ‘kampung halaman’ itu, Pesta Kampung sekali lagi hendak membuka kemungkinan baru berupa praktik penelusuran, perekaman, hingga model-model pendistribusian pengetahuan tempatan itu sebagai upaya yang memungkinkan dapat dipelajari dan dikembangkan di masa kini. Sebagaimana rumah adat maupun pakaian adat, selain sebagai basis material kebudayaan, juga menyimpan pengetahuan nonmaterialnya berupa ide, nilai, norma kepercayaan hingga bahasa. Atau misalnya alat musik tradisional sebagai cerminan pengetahuan nilai-nilai yang diwariskan masa lampau, tetapi berguna sebagai repertoar maupun repositori yang berkembang bersama musisi yang berkarya.

Hal itu juga yang memunculkan tatapan yang panjang kepada Pesta Kampung sebagai “piala bergilir antar kampung, tapi tanpa kompetisi”. Bahwa cara itu dimaksudkan sebagai metode untuk membuka kesempatan baru, daya belajar dan pengujian penjelajahannya dalam praktik-praktik bermakna, kreatif dan terkemuka. 

Tahun ketiga Pesta Kampung kemudian dimungkinkan dibentang di tiga tempat melalui seri ketiganya bertajuk “Dunia Dalam Kampung” yang digelar di tempat-tempat spesifik di Labuan Bajo, Batu Cermin dan Warloka berupa gelar pertunjukan-tatap muka dan membangun dialog bersama warga, hingga membawa studio rekaman ke rumah para seniman setempat.


Bawakolong Space. Sabtu, 19 April 2025

About The Author

Bekerja dengan audio-visual, kearsipan seni, grafikawan dan penata letak sejumlah buku terkait isu perkotaan, kebudayaan, dan seni rupa kontemporer. Mengerjakan proyek musik solo di Bunyi Waktu Luang dan ikut membentuk kelompok musik instrumental Mori. Kurator di komunitas Videoge, sebuah klub belajar, kolektif seni dan multimedia yang berbasis di Labuan Bajo.

Post a Comment

Translate »
You don't have permission to register